“Itu sangat memalukan!”,hal ini sering diserukan seorang anak kepada orang tuanya. Ketika orang tua yang secara unik sering melakukan hal-hal memalukan dan lucu ,dan mereka tidak bermaksud apapun dengan hal-hal yang dilakukannya, ada suatu ayat yang patut menjadi bahan pemikiran. Seperti tertulis di Roma 2:24, “Sebab oleh kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain”.

Dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma, konteks saat itu ialah orang-orang yang awalnya diharapkan untuk memuliakan nama Allah, malah lebih banyak membawa hujat. Oleh karena tindakan seperti di ataslah, bangsa-bangsa lain membicarakan Tuhan dengan tidak hormat. Dalam lingkaran hidup kita, kita harus sadar bahwa apa yang kita katakan dan kita lakukan mempengaruhi bagaimana orang-orang mempersepsikanTuhan.

Dalam 2 Korintus 4:2, Paulus menekankan tiga hal yang tidak boleh kita lakukan. Pertama, kita harus menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan. Jika ada suatu perbuatan yang memalukan yang tidak akan pernah kita lakukan di gereja, lalu mengapa kita melakukannya di antara orang-orang yang sedang kita injili dan memberikan mereka alasan untuk mencemooh? Kedua, kita tidak boleh berlaku licik. Yesus mengatakan untuk menjadi cerdik seperti ular (Mat10:16) bukan licik. Ketiga, kita tidak boleh memalsukan Firman Tuhan. Jika kita hendak mengatakan sesuatu, hendaknya kita mengatakan kebenaran tanpa memutarbalikan Alkitab.

Baik di dalam maupun di luar gereja, Paulus dan pekerja lain memberikan contoh sebab mereka tidak mau menunjukan sikap yang berlawanan, dan tidak mau menjadi batu sandungan kepada yang lain. Pada akhirnya, sebagai jemaat Gereja Yesus Sejati, bukankah kita seharusnya menjadi terang dunia?

Maka, pesan kita harus jelas bagi mereka yang belum memiliki terang di dalam hidupnya. Tidak membuat nama Tuhan dipermalukan, dan demikian juga dengan nama gereja, kita harus mengevaluasi kebiasaan kita, sehingga tidak mendukakan malaikat di Surga.

 

Pertanyaan Refleksi

  1. Apakah kamu selalu menghubungkan tindakan seseorang dengan keselamatan?
  2. Pernahkah kamu mempertimbangkan bahwa kebiasaan kita menjadi amunisi untuk usaha iblis menghancurkan pekerjaan Tuhan?