Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.
2 Korintus 5:7

Saat saya masih kecil, saya memainkan permainan di mana kita akan menutup mata seorang anak dengan sapu tangan, dan seorang teman akan menuntunnya dengan tangan dan menolongnya berjalan. Tidak ada anak yang tertutup matanya yang dapat merasa yakin apakah mereka tidak akan menabrak pohon, menginjak lubang, atau tersandung batu. Beberapa anak tidak dapat mempercayai teman yang menuntun mereka, dan akan menggeserkan kaki mereka, atau berjalan perlahan-lahan untuk memastikan jalan di depan mereka aman. Tetapi yang pasti mereka semua berjuang untuk tidak mengintip untuk melihat ada apa di depan mereka. Membutuhkan cukup banyak keberanian untuk berserah pada tuntunan teman yang ada di depan.

Sebagai orang Kristen, kadang-kadang kita merasa seperti anak yang ditutup matanya. Dalam perjalanan iman, kita mungkin merasa tersesat dan sendirian, tidak yakin dengan jalan kita. Kenikmatan dunia dapat membutakan dan mencekik kita hingga kita menyimpang dari jalan kita. Siapakah yang memelihara kita? Siapakah yang menjaga kita agar tidak jatuh? Siapakah yang senantiasa menuntun tangan kita?

Tuhan Yesus Kristus melakukan ini semua. Ia memegangi tangan kita dan menuntun kita ke jalan yang benar, membetulkan jalan kita dan menuntun kita kembali, menolong dan menguatkan kita, menghibur dan mengangkat beban kita. Kita harus menaruh kepercayaan di dalam Dia. Amsal 3 berkata, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (3:5, 6).

Walaupun terdengar mudah, mengikuti Yesus Kristus membutuhkan keberanian yang besar. Seringkali lebih mudah merangkak kembali ke dalam cangkang kenyamanan kita. Membutuhkan keberanian besar untuk mengikuti pimpinan Tuhan. Beberapa panggilannya membutuhkan yang terbaik dari usaha kita. Beberapa ujian-Nya akan memaksa kita mencapai titik batas yang dapat kita tempuh, namun sebagian lagi menolong kita mengalahkan rasa takut kita yang besar. Sungguh, kita membutuhkan keberanian rohani untuk mengambil langkah berikutnya, dan hanya dengan percaya kepada Yesus, kita akan ada pada arah yang benar.