Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
Keluaran 17:13

Sejak dahulu manusia telah melihat keberadaan baik dunia jasmani maupun rohani. Bahkan filsuf-filsuf Yunani di masa awal memegang keyakinan ini. Dalam segala kebenaran, dunia jasmani bukanlah dunia satu-satunya di jagat raya ini. Terdapat keberadaan dua kekuatan rohani. Satu adalah Allah, dan satu lagi kekuasaan jahat dari kerajaan Iblis. Allah menyelamatkan orang-orang ke dalam kerajaan-Nya, tetapi tentara Iblis berusaha merebut mereka dengan paksa. Jadi bagaimana Anda dapat diselamatkan dari generasi yang bengkok ini? (Kis. 2:40)

Bagaimana Yosua mengalahkan bangsa Amalek? Alkitab mencatat bahwa ia melakukannya “dengan mata pedang”. Tindakan ini membutuhkan keberanian dan kekuatan. Hal ini juga membutuhkan prajurit yang mempunyai jiwa yang keji. Setiap serangan harus tegas dan pasti, tidak ada ruang untuk keraguan. Saat menyerang, seorang prajurit harus mengarahkan sekujur tubuhnya, dan ia harus menumbangkan musuh-musuhnya satu demi satu sampai tidak ada lagi musuh untuk dikalahkan. Tidak seorang pun dibiarkan hidup; sehingga tidak ada musuh yang mempunyai kesempatan untuk mendekati dan membunuhnya. Yosua dan bangsa Israel bertempur melawan bangsa Amalek dengan nyawa mereka sebagai taruhannya.

Pola pikir yang sama berlaku dalam dunia rohani dan pertempuran yang kita hadapi. Tempat pertempuran rohani ini ada di dalam hati ita, karena Iblis tidak menginginkan hal lain selain hati Anda. Apabila Anda gagal untuk menolaknya, maka hati Anda akan menjadi miliknya. Begitu pertahanan Anda lengah, musuh dapat memegang kehidupan Anda. Pintu gerbang yang sedikit terbuka dan tembok-tembok setengah jadi adalah titik-titik lemah yang dapat dimanfaatkan Iblis untuk masuk dan mendirikan tahta di dalam hati Anda. Dan ketika kuasa kegelapan bergerak dengan bebas di dalam hati Anda, Tuhan akan meninggalkan Anda. Seperti Yudas, begitu kita menyerah kepada Iblis dan jalan-jalannya, kita telah kalah.

Firman Allah, yang “hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun”(Ibr. 4:12) sebagai pertahanan kita, akan dapat menyelamatkan kita. Sayangnya, Adam dan Hawa tidak menjaga hati mereka, dan sang ular melemparkan benih yang mulai tumbuh. Keinginan mereka terlalu kuat untuk mereka tolak. Bukannya menyerang saat mereka masih dapat melakukannya, mereka menyerah dan akhirnya kehilangan kemerdekaan sejati. Jagalah hati Anda dengan penuh kewaspadaan, dan dengan kesetiaan – karena apabila Anda lengah, Anda menyerahkan kelangsungan hidup Anda (Ams. 4:23).