Sebab, di dalam Dia dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia Nya.( Efesus 1 : 7)

Baru-baru ini, saya melakukan donor darah untuk pertama kalinya. Saya menanyakan banyak pertanyaan kepada staf donor darah tentang kesehatan serta informasi diri saya sebelum saya melakukan hal itu. Saya terkejut ketika pusat donor memberikan kue dan air sebagai gantinya.

Ketika giliran saya tiba, mereka menyiapkan sebuah kasur. Jumlah darah yang diambil sekitar 10 persen dari darah yang dimiliki oleh rata-rata orang dewasa. Prosesnya memakan waktu kurang dari 1 jam dan pengalaman ini menjadi sebuah pengalaman yang relatif menyenangkan. Walaupun mengalami rasa sakit sedikit dan ketidaknyamanan, saya mengabaikan hal itu karena, hal ini dapat menyelamatkan banyak nyawa.

Namun, hal ini tidak dialami oleh TuhanYesus. Ia harus menghadapi masyarakat yang dingin dan kejam. Selain itu, ia juga diejek dan dihina. Ia difitnah serta kaki dan tangannya harus dipaku disalib. Untuk membuatnya segar kembali, Ia hanya diberikan sebuah anggur yang asam dan dicampur empedu. Terakhir, Ia harus mengenakan mahkota berduri.

Yesus menderita selama berjam-jam di kayu salib hingga Ia wafat. Ia mencurahkan darahNya untuk menebus dosa-dosa kita dan menyelamatkan kita dari hukuman abadi agar kita bisa hidup kekal bersamaNya.

Jika darah kita berharga untuk menyelamatkan hidup seorang pasien dalam keadaan yang genting lantas seberapa berhargakah darah Yesus? Kita menjadi anak Allah setelah ditebus oleh darah Yesus. Apa yang sudah kita lakukan untuk membayar apa yang telah Ia lakukan untuk kita? Atau, sudahkah kita mendapatkan berkat tersebut?

Tidak ada kasih yang lebih besar dari kematian Tuhan untuk kita. Dia meyelamatkan kita, orang-orang berdosa tanpa harapan. Sejak Dia telah memberi kehidupan pada kita, kita harus hidup berdasarkan StandardNya.

Kita seharusnya tidak lagi hidup dalam dosa tapi, menjalani sebuah hidup suci yang sesuai dengan kehendakNya. Mari kita perbaharui iman dan hubungan kita dengan Allah dengan memurnikan hati kita dan melayaniNya segenap hati.

 

Refleksi diri :

Apakah anda telah menerima berkat dari pengorbanan Yesus di kayu Salib? Bagaimana cara anda untuk membalasNya?