Suatu hari, Saya menonton sebuah film dokumenter tentang seorang pria yang menjalani hiking tahunan di jalur yang sama. Suatu saat, ia memutuskan untuk mengambil jalur yang berbeda. Diawal, semuanya berjalan lancar, tapi ia tersesat dan sendirian selama beberapa hari. Keputusannya untuk merubah jalur nyaris membuatnya kehilangan nyawa.

Setelah menonton film dokumenter ini, saya merasa aneh jika pria ini memutuskan untuk berjalan di jalur yang berbeda dari jalur biasanya. Mengapa ia tidak berjalan di jalur yang biasanya? Ia telah melaluinya bertahun-tahun dan hafal akan jalur serta sekelilingnya. Aku pun tersadar: Apakah kita masih di “jalur yang sama”?

Beginilah firman Tuhan: “Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah, tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian jiwa mendapat ketenangan…” (Yeremia 6 :16)

Jalur lama, yang merupakan jalan Tuhan, adalah jalan terbaik; yang telah dicoba dan dites sebelumnya oleh orang-orang kudus dan para rasul dalam Alkitab. Dunia terus menawarkan cara baru yang terlihat menarik. Hal ini mengajarkan kita untuk percaya sepenuhnya pada diri kita sendiri dan mengandalkan Tuhan. Orang-orang dunia mencari hal-hal yang membuat mereka lebih baik tapi menolak ide untuk menderita dengan melakukan apa yang benar. Kita mungkin mengikuti tren ini karena, jalan yang lama terlalu biasa, tapi kita tidak menyadari kalau jalan yang baru ini dapat membawa kita mati rohani.

Nabi Yeremia mendorong orang-orang, kita perlu berhenti sejenak dari kehidupan kita dan melihat jalan yang kita ambil. Kita harus selalu waspada dan yakin kalau kita berada di jalur yang benar.

Marilah kita merenungkan tindakan, ucapan, pikiran kita dan memastikannya kalau itu semuanya sesuai dengan fiman dan ajaran Tuhan. Seperti yang Tuhan janjikan kepada kita, jalan-Nya akan membawa kita untuk menemukan ketenangan jiwa.

Refleksi diri

  1. Jalan manakah yang kita ambil untuk saat ini?
  2. Jika kita tidak berjalan sesuai dengan jalan Tuhan, apa yang kita bisa lakukan untuk kembali kejalur yang benar?