Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Filipi 4:11

Orang-orang yang tidak percaya pada Yesus, dan bahkan mereka yang percaya tetapi tidak melibatkan-Nya dalam kehidupan mereka, seringkali berusaha mengisi kekosongan itu dengan hal yang lain. Mereka dapat mengumpulkan banyak kekayaan untuk menjamin keberhasilan duniawi mereka, tetapi jarang sekali mereka merasa puas dan cukup diri dengan hal-hal yang telah mereka kumpulkan.

Sebagai orang Kristen, kita harus menghindari hal ini. Kita harus menyadari bahwa kekayaan duniawi bukanlah sesuatu yang dapat kita andalkan. Lagi pula, banyak kekayaan dapat hilang dengan sekejap mata karena sesuatu sesederhana salah investasi. Lebih lagi, kita tidak mungkin dapat memilikinya lagi setelah kita meninggal. Apabila kita memahami kenyataan ini, kita harus menerima nasihat Paulus kepada jemaat Filipi dan mencukupkan diri.

Sebagai anak-anak Allah, kita mengalami sukacita yang tak terukur bukan karena harta benda yang kita miliki, tetapi karena status sosial kita. Kita tahu bahwa sukacita kita berasal dari Allah. Tetapi walaupun kita mengetahui hal ini, mengapa kita selalu berusaha meraih harta benda duniawi ketimbang mengumpulkan kekayaan rohani?

Tuhan Yesus menasihati kita agar tidak mengumpulkan harta di bumi, tetapi di surga. Karena di mana harta kita berada, di situlah hati kita (Mat. 6:19-21). Rasul Paulus menambahkan, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Flp. 3:8). Ia dengan tepat dan jelas menyatakan bahwa nilai mengenal Kristus menjadikan segala hal di dunia ini bagaikan sampah.

Karena itu, apabila kita sungguh-sungguh mengenal Allah, secara alami kita akan merasa cukup dengan kasih-Nya dan segala anugerah yang diberikan-Nya. Kita juga akan menyadari bahwa kekayaan materi adalah sebagian dari anugerah yang diberikan-Nya. Dan kita juga tidak hanya akan belajar untuk cukup diri – kita juga akan hidup di dalamnya dengan sukacita.

Renungan:
Bagaimanakah Allah memberkati Anda dalam hidup Anda?
Hal-hal dunia apakah yang menghalangi Anda merasa cukup?