Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. – Efesus 4:17-19

Pernahkah Anda membayangkan seperti apakah hidup ini apabila Anda tidak pernah mengenal Yesus? Lihatlah orang buta yang dunianya gelap gulita. Tanpa Yesus, kita tidak akan mengetahui kebenaran, dan jawaban sederhana pada pertanyaan-pertanyaan kehidupan paling mendasar akan menjadi sebuah teka-teki yang mengganjal. Tanpa Yesus, kita tidak mempunyai kepastian kehidupan menuju kekekalan yang berarti. Tanpa Dia kita bahkan tidak tahu bagaimana mengasihi, atau bagaimana hidup damai satu dengan yang lain. Kita tidak akan mempunyai batu sandaran, dan tidak ada orang yang senantiasa dapat diandalkan untuk mencurahkan hati kita di masa-masa sulit dan pedih. Jadi bagaimana seseorang yang tidak mempunyai Yesus dalam hidupnya dapat  merasa sungguh-sungguh bahagia dan puas?

Mengenal Yesus adalah sebuah anugrah yang tidak boleh diremehkan. Setelah menerima Dia ke dalam kehidupan kita, kita tidak lagi hidup tanpa tujuan. Mereka yang tidak mempunyai Yesus dalam hidup mereka berjalan seperti orang buta yang tidak mengetahui ke mana mereka pergi. Mereka tidak mengetahui adanya kebenaran, misteri rencana keselamatan Allah, dan karenanya terasing dari kehidupan yang dinikmati dalam Tuhan. Tanpa Yesus, mereka dikendalikan oleh hawa nafsu mereka dan akhirnya terjerat oleh pengejaran yang sia-sia dalam kenikmatan duniawi dan seksual. Kekecewaan, ketidakpuasan, dan depresi akhirnya menguasai mereka. Hidup menjadi pusaran arus menuju ke bawah dalam kelelahan fisik maupun mental.

Hari ini, apabila kita telah menjauh dari Yesus atau terpisah dari-Nya, kita harus segera meneliti diri sendiri. Dalam hati kita akan terdapat kekosongan hebat yang harus diisi. Yesus memperhatikan kita, berharap dan menginginkan kembalinya kita kepada-Nya. Ia ingin mengisi kekosongan dalam diri kita dengan harapan sejati dan damai sejahtera. Firman-Nya menjadi panduan, kekuatan dan kedamaian kita melalui perjalanan hidup. Dalam-Nya kita akan menemukan sahabat sejati yang akan selalu ada di sisi kita, tidak pernah mengeluh, dan selalu memberikan jawaban yang terbaik. Dalam-Nya kita akan menemukan Bapa Surgawi yang menegur dan mendisiplinkan saat kita melakukan salah, tetapi senantiasa memperhatikan kita dan menyediakan apa yang kita butuhkan. Yesus adalah penolong dan penasihat kita, dan apabila kita berdiam di dalam-Nya, Ia akan senantiasa berdiam di dalam hati kita. Karena itu biarlah Firman dan kasih-Nya selalu memenuhi hati kita, dan Ia akan sungguh-sungguh menjadi bagian kehidupan kita – kehidupan yang penuh arti dan harapan, hidup yang akhirnya menjadi kemuliaan kekal di surga.