Yesus memandang mereka dan berkata:

“Bagi manusia hal ini tidak mungkin,

tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”

 —Matius 19:26

Seorang muda datang dan bertanya kepada Yesus, apakah yang harus ia lakukan untuk mendapatkan hidup kekal. Yesus menyuruhnya untuk menjual seluruh hartanya, memberikannya kepada orang-orang miskin, dan mengikuti Dia. Karena orang muda ini sangat kaya, ia pergi dengan sedih. Lalu Yesus mengajarkan murid-murid-Nya bahwa lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada orang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah. Karena bingung, mereka bertanya, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus menjawab, bahwa bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi tidak ada yang mustahil bagi Allah.

Yesus mengetahui bahwa orang muda itu mempunyai kekayaan besar yang menghalangi perjalanannya menuju kerajaan surga. Karena itu dengan sengaja Yesus menyuruhnya untuk menjual seluruh hartanya dan memberikannya kepada orang-orang miskin. Yesus ingin mengajarkan orang muda ini untuk tidak dibebani dengan hal-hal duniawi yang menghalanginya mengikuti Yesus.

Thomas Aquinas adalah seorang teolog terkenal di abad ke-11, menjelaskan bahwa di Yerusalem terdapat sebuah gerbang yang disebut “lubang jarum”. Gerbang ini sangat sempit, dan unta-unta harus menanggalkan seluruh beban mereka dan membungkuk agar dapat melewatinya. Begitu juga, orang kaya harus menanggalkan kekayaan mereka, merendahkan diri, dan berusaha dengan tekun untuk masuk ke dalam kerajaan Allah.

Selidikilah hati Anda untuk melihat apakah kekayaan duniawi adalah satu-satunya penghalang Anda memasuki kerajaan Allah. Hikmat, status, jabatan, atau kenikmatan tidak dapat memuaskan jiwa Anda. Pencapaian-pencapaian duniawi ini hanya membuat kita “merasa” kaya. Tetapi apakah kita sungguh-sungguh kaya, apabila dengan memiliki segala hal di dunia, kita meninggalkan kerajaan Allah?

Karena sangat sulit, orang-orang sering bertanya, “Lalu siapa yang dapat masuk dalam kerajaan Allah?” Memang, kekuatan kita kecil, dan iman kita lemah. Pikiran kita bertentangan satu sama lain, karena kita ragu-ragu, bahkan enggan menyerahkan kekayaan dunia, tetapi kita ingin masuk ke dalam kerajaan Allah. Kita ada di persimpangan jalan yang bertentangan.

Yesus berkata, “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin”. Apabila Tuhan membuka mata rohani kita, kita akan melihat kemuliaan kerajaan Allah. Dan apabila kita telah menerimanya, kemuliaan itu jauh lebih berharga daripada apa pun yang ada di dunia. Begitu kita melihat kemuliaan kerjaaan surga yang telah Allah siapkan bagi kita, bagaimana kita tidak akan meninggalkan segala kenikmatan dunia untuk masuk ke dalam pangkuan-Nya?