Rendah hati adalah suatu sikap pribadi yang bersandar pada Allah dan menghormati orang lain. Dengan kata lain, rendah hati berarti menaruh keyakinan pada Allah, bukan pada diri sendiri.

Sifat-sifat kerendahan hati:

  1. Miskin di hadapan Allah

Rendah hati bertolak belakang dengan nilai-nilai duniawi yang mengedepankan harga diri dan kesombongan. Orang yang miskin di hadapan Allah menyadari kebutuhan mereka akan Allah, dan mengetahui bahwa mereka tidak perlu membeli kasih-Nya dengan kekayaan, status atau kesempurnaan rohani. Mereka menerima diri mereka dengan segala kekurangannya. Mereka bersandar pada Allah.

“Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.” – Yesaya 57:15

 

  1. Sikap menurut

Rendah hati sangat berhubungan dengan ketaatan. Rendah hati berarti mengambil peran yang lebih rendah dalam hubungan dengan orang lain. Alkitab menyuruh para istri agar tunduk pada suami masing-masing, dan anak-anak muda kepada yang tua, tetapi ini bukanlah hubungan yang bersikap satu arah. Seperti yang tercatat di 1 Petrus 5:5:

Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain”.

 

  1. Menyerahkan segala kekuatiran kepada Allah

Rendah hati berarti kita tidak perlu memikul kegelisahan-kegelisahan kita; Allah bersedia mengangkat seluruh kegelisahan kita apabila kita bersedia melakukan apa yang Ia kehendaki.

“Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” – 1 Petrus 5:6-7

 

  1. Bergembira karena Tuhan dan percaya kepada-Nya

Begitu kita menaruh segala kekuatiran kepada Tuhan, kita dapat bergembira dan percaya kepada-Nya. Dan saat kita bergembira karena Tuhan dan terlebih dahulu mencari kerajaan-Nya, kita tidak lagi hidup bagi diri kita sendiri, tetapi bagi Yesus Kristus. Kita akan menaruh kehendak-Nya di atas kehendak kita sendiri, sehingga yang kita kehendaki adalah kehendak Allah yang terjadi.

“Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.” – Mazmur 37:3-5

 

  1. Tidak berpusat pada diri sendiri

Rendah hati berpusat di luar diri sendiri, sementara kesombongan berpusat pada diri sendiri. Dengan kata lain, kesombongan mencari kepentingan sendiri, tetapi rendah hati mementingkan kepentingan orang lain.

Rendah hati, yang juga berarti “berpikir lebih rendah”, bertolak belakang dengan memuliakan diri sendiri. Tetapi dalam penggunaannya dalam Alkitab, rendah hati tidak memasarkan sikap rendah diri. Rendah hati berarti mengambil peran yang telah Allah siapkan bagi kita dalam kehidupan.

Seseorang yang rendah hati tidak berkata, “aku tidak bisa apa-apa.” Tetapi sebaliknya, ia berkata, “Ini adalah yang Allah kehendaki bagi saya; saya dapat melakukannya melalui Dia” (Flp. 4:13). Belajar rendah hati berarti belajar menerima segala keadaan (Flp. 4:12). Rendah hati tidak ada pada apa yang kita miliki atau capai, tetapi dalam memelihara sikap yang mau diajar, bersedia menuruti kehendak Bapa.

Belajar rendah hati adalah proses seumur hidup, dan kita dapat mempelajarinya selangkah-langkah. Mari kita berusaha menjadi lebih rendah hati dan membiarkan Allah yang memuliakan kita, bukan berusaha memuliakan diri sendiri.